WHAT IS ORGANITATION
a.
Definisi Organisasi
Sebuah organisasi dapat
terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta
tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut
terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah
organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena
memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat
sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.
Orang-orang yang ada di dalam
suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa
keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi
sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan
mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi
berpartisipasi secara relatif teratur. Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon - alat) adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.
b.
Syarat-syarat Organisasi
Agar suatu
partisipasi dalam organisasi dapat berjalan dengan efektif, membutuhkan
persyaratan-persyaratan yang mutlak yaitu .
· Waktu. Untuk dapat berpatisipasi diperlukan waktu.
Waktu yang dimaksudkan disini adalah untuk memahamai pesan yang disampaikan
oleh pemimpin. Pesan tersebut mengandung informasi mengenai apa dan
bagaimana serta mengapa diperlukan peran serta.
· Bilamana dalam kegiatan partisipasi ini diperlukan dana
perangsang, hendaknya dibatasi seperlunya agar tidak menimbulkan kesan
“memanjakan”, yang akan menimbulkan efek negatif.
· Subyek partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan
dengan organisasi dimana individu yang bersangkutan itu tergabung atau sesuatau
yang menjadi perhatiannnya.
· Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk
berpartisipasi, dalam arti kata yang bersangkutan memiliki luas lingkup
pemikiran dan pengalaman yang sama dengan komunikator, dan kalupun belum ada,
maka unsur-unsur itu ditumbuhkan oleh komunikator.
· Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk melakukan
komunikasi timbal balik, misalnya menggunakan bahasa yang sama atau yang
sama-sama dipahami, sehingga tercipta pertukaran pikiran yang efektif atau
berhasil.
· Para pihak yang bersangkutan bebas di dlam melaksanakan
peran serta tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
· Bila partisipasi diadakan untuk menentukan suatu
kegiatan hendaknya didasarkan kepada kebebasan dalam kelompok, artinya tidak
dilakukan pemaksaan atau penekanan yang dapat menimbulkan ketegangan atau
gangguan dalam pikiran atau jiwa pihak-pihak yang bersangkutan. Hal ini
didasarkan kepada prisnsip bahwa partisipasi adalah bersifat persuasif.
Partisipasi dalam
organisasi menekankan pada pembagian wewenang atau tugas-tugas dalam melaksanakan kegiatannya
dengan maksud meningkatkan efektif tugas yang diberikan secara terstruktur dan
lebih jelas.
c. OSIS
Pengertian OSIS adalah Organisasi Siswa Intra
Sekolah
Organisasi : kelompok kerja sama antar siswa untuk mencapai tujuan
bersama
Siswa : peserta
didik pada satuan pendidikan
Intra : berada
di dalam dan diantara
Sekolah : Satuan
pendidikan tempat menyelenggarakan KBM
OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah)
merupakan satu-satunya organisasi kesiswaan yang berada di lingkungan sekolah.
Tujuan didirikannya OSIS adalah untuk melatih siswa dalam berorganisasi dengan
baik dan menjalankan kegiatan sekolah yang berhubungan dengan siswa.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh OSIS dapat
dibagi atas 2 macam kegiatan, yaitu kegiatan rutin dan kegiatan insidentil.
Contoh kegiatan rutin adalah melaksanakan peringatan Hari Besar Agama Islam,
peringatan Hari Besar Nasional, Latihan Kepemimpinan, Peringatan Hari Jadi
Sekolah, Masa Orientasi Siswa baru, latihan pidato, senam bersama, penerbitan
mading dan lain-lain. Dalam pengertian bahwa kegiatan tersebut sudah dijadwalkan
terlebih dahulu dan bersifat rutin diadakan, entah tiap tahun, tiap bulan atau
tiap minggu.
Sedangkan kegiatan insidentil adalah
berupa kegiatan yang sifatnya tidak rutin hanya sesekali diadakan sesuai dengan
aspirasi yang berkembang atau disebabkan adanya instruksi dari pihak sekolah.
Contoh kegiatan insidentil adalah pelaksanaan seminar anti narkoba, pelatihan
pengolahan limbah sampah organik, mengikuti lomba yang diadakan di luar
sekolah, mengirimkan utusan dalam sebuah kegiatan seni atau agama dan
lain-lain.
d.
Tujuan OSIS
·
Menghimpun
ide, pemikiran, bakat, kreatifitas serta minat siswa
·
Mendorong
sikap, jiwa dan semangat kesatuan dan persatuan diantara siswa
·
Tempat dan
sarana berkomunikasi, menyampaikan pikiran dan gagasan, mematangkan kemampuan berpikir, wawasan dan
pengambilan keputusan
e.
Fungsi OSIS
·
Wadah
untuk menampung dan menyalurkan aspirasi siswa serta menetapkan garis-garis
program
·
Pelaksana
kegiatan kesiswaan
·
Sarana
komunikasi antar siswa
·
Wadah
pengembangan potensi diri siswa, sebagai calon seorang ilmuan dan intelektual
yang berguna di masa depan
·
Pengembangan
pelatihan keterampilan organisasi, manajemen, dan kepemimpinan siswa
·
Pembinaan,
pengembangan dan pemberdayaan kecakapan hidup
( life skills )
·
Pembinaan,
pengembangan dan pemberdayaan kader-kader bangsa
f.
Who’s to be OSIS?
Pada prinsipnya siapapun boleh dan
bisa jadi Ketua dan pengurus OSIS. Hanya saja mengingat tugas dan tanggung
jawab pengurus OSIS itu berat dan cukup menyita perhatian akhirnya diadakan
semacam seleksi untuk menentukan siapa saja yang boleh dan berhak jadi pengurus
OSIS. Seleksi semacam ini memang penting karena citra baik sebuah sekolah
salahsatunya tergantung pada imej yang dibangun oleh para pengurus OSIS nya
melalui kegiatan-kegiatan yang mereka rancang dan lakukan.
Syarat menjadi pengurus OSIS :
Syarat menjadi pengurus OSIS :
1. Bertaqwa kepada Tuhan YME.
2. Memiliki budi pekerti luhur dan sopan santun terhadap guru dan teman.
3. Memiliki bakat dan kemampuan sebagai pemimpin siswa.
4. Memiliki kemauan, kemampuan dan pengetahuan yang memadai tentang seni
dan tata cara berorganisasi.
5. Dapat mengatur waktu antara kegiatan OSIS dan pelajaran dengan
sebaik-baiknya.
6. Para calon pengurus dicalonkan oleh majelis perwakilan kelas.
7. Para calon pengurus memberikan pernyataan kemampuan, berpikiran jernih dan
Memiliki wawasan mengenai kondisi persekolahan.
8. Tidak duduk di kelas terakhir.
9. Khusus untuk ketua OSIS; harus memiliki pemgalaman berorganisasi dan sedang
tidak duduk di kelas 1 dan 3 serta mampu menggerakkan anggota OSIS dan
berwibawa.
g. Tugas Pengurus OSIS
·
Menyusun
dan melaksanakan program kerja sesuai dengan AD/ART OSIS serta GBPK yang
disusun MPK;
·
Selalu
menjunjung tinggi nama baik, kehormatan dan martabat sekolah;
·
Kepemimpinan
pengurus OSIS bersifat kolektif;
·
Menyampaikan
laporan pertanggungjawaban kepada pembina OSIS, MPK dan tembusannya kepada
Perwakilan Kelas pada akhir masa jabatannya;
·
Selalu
berkonsultasi dengan pembina.
h.
Sekilas Tentang Majelis Perwakilan Kelas (MPK)
Selain pengurus
OSIS, di beberapa sekolah menerapkan juga pola organisasi OSIS yang menyertakan
perangkat organisasi yang dinamakan Majelis Perwakilan Kelas. Di beberapa
sekolah ada yang menyebutnya Majelis Permusyawaratan Kelas, Musyawarah
Perwakilan Kelas dan Media Perhimpunan Kelas. Satu hal yang pasti dari badan
organisasi ini ialah sifatnya yang berupa perwakilan resmi dari masing-masing
kelas dan berfungsi untuk mengawasi kinerja para pengurus OSIS. MPK ini pula
yang biasanya menetapkan daftar calon pengurus OSIS untuk kemudian dipilih
menjadi Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara sampai seterusnya.
Anggota MPK terdiri dari 2 (dua) orang perwakilan tiap
kelas. Sebelum menjadi anggota MPK, terlebih dahulu dilakukan musyawarah di
kelas masing-masing. Adapun syarat-syarat anggota MPK adalah sebagai berikut :
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Terdaftar sebagai siswa di sekolah bersangkutan.
3. Mampu menampung dan menyalurkan aspirasi kelas.
4. Dipilih berdasarkan musyawarah dan tanpa paksaan atau tekanan dari pihak lain.
5. Berpartisipasi dan dinamis di kelasnya.
6. Memiliki jiwa pemimpin.
7. Dapat bersikap netral, tidak mementingkan kepentingan kelompoknya.
8. Berkelakuan baik.
2. Terdaftar sebagai siswa di sekolah bersangkutan.
3. Mampu menampung dan menyalurkan aspirasi kelas.
4. Dipilih berdasarkan musyawarah dan tanpa paksaan atau tekanan dari pihak lain.
5. Berpartisipasi dan dinamis di kelasnya.
6. Memiliki jiwa pemimpin.
7. Dapat bersikap netral, tidak mementingkan kepentingan kelompoknya.
8. Berkelakuan baik.
Adapun mengenai hak, dan kewajiban MPK adalah sebagai
berikut :
1. MPK mempunyai hak :
a. Mengajukan calon pengurus OSIS
berdasarkan hasil rapat di kelasnya.
b. Bersama Pengurus OSIS menyusun Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
c. Mengajukan usul kegiatan untuk
dijadikan program kerja OSIS
d. Memberi kritik dan saran terhadap
kinerja Pengurus OSIS.
e. Meminta Laporan Pertanggungjawaban dari
Pengurus OSIS.
2. MPK mempunyai
kewajiban :
a. Mewakili
kelasnya dalam rapat perwakilan kelas.
b. Bersama
pengurus OSIS membuat dan menetapkan Garis Besar Program Kerja GBPK) OSIS yang
disahkan oleh Pembina OSIS dan Kepala Sekolah.
c. Menampung
dan menyalurkan aspirasi siswa kepada pihak sekolah.
d. Melaksanakan
fungsi pengawasan terhadap kinerja Pengurus OSIS selama satu tahun.
i.
Untung Rugi Menjadi Pengurus OSIS
Manfaat menjadi pengurus OSIS adalah salah
satunya sebagai berikut:
a.
Meningkatkan
nilai-nilai ketaqwaan terhadap Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa
b.
Meningkatkan
kesadaran berbangsa, bernegara dan cinta tanah air
c.
Meningkatkan
kepribadian dan budi pekerti luhur
d.
Meningkatkan
kemampuan berorganisasi, pendidikan politik dan kepemimpinan
e.
Meningkatkan
keterampilan, kemandirian dan percaya diri
f.
Meningkatkan
kesehatan jasmani dan rohani
g.
Menghargai
dan mewujudkan nilai-nilai seni, meningkatkan dan mengembangkan kreasi seni.
Sebelum kita berbicara tentang apa yang
akan dilakukan oleh para pengurus OSIS alangkah baiknya jika kita bicara
terlebih dahulu sisi positif dan negatif menjadi pengurus OSIS, atau dalam
bahasa akademisnya (bahasa anak kuliahan) yakni konsekuensi logis menjadi
pengurus OSIS. Karena bagi yang mungkin baru pertamakali diserahi jabatan
menjadi pengurus terlebih Ketua, satu pertanyaan besar yang sontak muncul
adalah : “apa yang harus saya lakukan ya?” selain memang tentu saja ada
kebanggaan tersendiri menyandang titel Ketua OSIS atau pengurus OSIS. Hal positif yang
insya Allah akan ditemukan oleh para pengurus OSIS adalah kepuasan diri dan
kesenangan batin yang susah diukur dengan materi. Karena dengan menjadi
pengurus OSIS berarti kita diberikan kepercayaan yang lebih dari pihak sekolah
dan teman-teman sekolah untuk berbuat banyak hal positif demi mengharumkan nama
baik sekolah. Jika keinginan pihak sekolah dan teman-teman tersebut dapat
diwujudkan maka tentu saja ada nilai kebanggaan dan kepuasan tersendiri di
sana. Nama kita akan dikenang oleh teman-teman dan juga guru sebagai siswa yang
aktif berorganisasi dan mampu berprestasi maksimal. Walhasil ketika kita suatu
saat kelak bertemu lagi dengan guru-guru atau teman-teman semasa sekolah dulu,
suatu gambaran atau imej positif tentang prestasi kita akan langsung tertanam
di memori mereka.
Namun ternyata sisi negatifnya juga ada.
Seperti ketidakmampuan membagi waktu antara organisasi dan pelajaran sehingga
membuat nilai-nilai para pengurus OSIS merosot tajam. Para pengurus OSIS kadang
selalu diidentikkan dengan kata “sesuruhan guru” alias suka
disuruh-suruh guru bekerja ini itu, ambil ini itu, kerjakan ini dan seterusnya
setiapkali ada acara atau kegiatan di sekolah. Kemudian adanya keluhan dari
para orangtua yang merasa anaknya jarang ada di rumah atau sering terlambat
pulang ke rumah dengan alasan sedang rapat OSIS atau beralasan sedang sibuk
dengan kegiatan OSIS. Belum lagi masalah masih adanya sejumlah guru yang kurang
senang dengan para pengurus OSIS yang minta izin keluar kelas (alias tidak
mengikuti pelajaran) dengan alasan harus mengikuti rapat atau sedang ada
kegiatan OSIS lainnya. Sisi negatif lainnya adalah masih adanya pengurus
OSIS yang suka memanfaatkan jabatan atau kedudukannya selaku pengurus OSIS
untuk menghindari kewajiban mengikuti pelajaran dalam kelas terutama mata
pelajaran tertentu yang dianggapnya membosankan dengan cara beralasan sedang
rapat atau sedang ada kegiatan OSIS, padahal hanya sekedar kumpul-kumpul
bercanda dan ngerumpi ria di ruang sekretariat OSIS. Kemudian ada juga beberapa
pengurus OSIS yang menjadikan media kegiatan OSIS sebagai sarana mencari
‘jodoh’ sehingga dia akan aktif jika si doi ada di OSIS namun jika si doi tersebut
tidak hadir dia menjadi kurang bergairah bahkan tidak melaksanakan apa yang
seharusnya menjadi kewajibannya sebagai pengurus OSIS.
STRUKTUR PENGURUS OSIS
a.
Diagram Susunan Pengurus OSIS
(Gambar 1: Diagram Pengurus OSIS)
b.
Tugas Struktur Pengurus OSIS
·
Ketua
a. memimpin organisasi
dengan baik dan bijaksana
b. mengkoordinasikan semua
aparat kepengurusan
c. menetapkan
kebijaksanaan yang telah dipersiapkan dan direncanakan oleh aparat kepengurusan
d. memimpin rapat
e. menetapkan
kebijaksanaan dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat
f. setiap saat
mengevaluasi kegiatan aparatbkepengurusan
·
Wakil Ketua
a. bersama-sama ketua
menetapkan kebijaksanaan
b. memberikan saran kepada
ketua dalam rangka mengambil keputusan
c. menggantikan ketua jika
berhalangan
d. membentu ketua dalam
melaksanakan tugasnya
e. bertanggung jawab
kepada ketua
f. wakil ketua I bersama
dengan wakil sekretaris I mengkoordinasikan 4 seksi, I, II, III dan IV dan
wakil ketua II bersama dengan wakil sekretaris II mengkoordinasikan 4 seksi, V,
VI, VII dan VIII
·
Sekretaris
a. memberi saran/masukan
kepada ketua dalam mengambil keputusan
b. mendampingi ketua dalam
memimpin setiap rapat
c. menyiarkan,
mendistribusikan dan menyimpan surat serta arsip yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan
d. menyiapkan laporan,
surat, hasil rapat dan evaluasi kegiatan
e. bersama ketua
menandatangani setiap surat
f. bertanggung jawab atas tata tertib organisasi
g. bertindak sebagai
notulis dalam rapat, atau diserahkan kepada wakil sekretaris
·
Wakil Sekretaris
a. aktif membantu
pelaksanaan tugas sekretaris
b. menggantikan sekretaris
jika berhalangan
c. masing-masing wakil
sekretaris membantu para wakil mengkoordinasikan seksi I, II, III, IV dan seksi
V, VI, VII, VIII
·
Bendahara dan Wakil Bendahara
a. bertanggung jawab dan
mengetahui segala pemasukan pengeluaran uang/biaya yang diperlukan
b. membuat tanda bukti
kwitansi setiap pemasukan/pengeluaran uang untuk pertanggung jawaban;
c. bertanggung jawab atas
inventaris dan perbendaharaan;
d. menyampaikan laporan
keuangan secara berkala
PROPOSAL KEGIATAN
a. Pengertian
Proposal
merupakan pedoman kerja, gambaran atau peta perjalanan lengkap yang akan dilalui
selama melakukan kegiatan, berarti bahwa ia telah mempunyai gambaran menyeluruh
atau lengkap mengenai lingkup dan urutan kegiatannya, tenggang waktu, saat
mulai, serta saat bilamana harus berakhirnya pelaksanaan dari masing-masing
kegiatan, pihak-pihak lain yang terkait dan harus dihubungi, sarana yang
dibutuhkan dan lain sebagainya. Proposal penelitian merupakan suatu rencana
tertulis yang akan diikuti dengan kegiatan nyata.
Bagi
sebuah organisasi (kepanitiaan), menyusun proposal kegiatan merupakan langkah
yang sangat penting, karena langkah ini
dapat menentukan berhsil tidaknya seluruh kegiatan.
Sebelum
seseorang (organisasi, panitia) memulai dengan kegiatannya maka ia harus
membuat perencanaan tertulis yang biasa disebut dengan proposal
kegiatan. Di dalam istilah tersebut terkandung pengertian suatu usulan.
Kelihatannya, sebuah kegiatan bukan hanya untuk organisasinya saja, karena kata
“mengusulkan” mengandung makna bahwa sesuatu masih menunggu jawaban atau izin
dari pihak lain.
Penyusunan
proposal merupakan bagian dari rangkaian kegiatan dan sebagai langkah awal untuk melaksanakan
kegiatan. Dengan membuat proposal seseorang dituntut untuk merumuskan dengan
jelas apa tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian sebuah organisasi dapat
mengayunkan langkah dengan pasti dalam melaksanakan peneletiannya karena tanpa
adanya keraguan lagi.
b. Format
Proposal
Di
samping tujuan, di dalam proposal juga disebutkan hal-hal yang berhubungan
dengan kegiatan, antara lain: latar belakang diadakannya kegiatan, waktu dan
tempat kegiatan, susunan kepanitiaan, peserta, rencana anggaran kegiatan, dan
jadwal kegiatan.
Ada dua jenis proposal, yaitu:
Proposal kegiatan khusus dan Proposal kegiatan umum.
Proposal Kegiatan
Khusus:
Proposal yang dibuat oleh Ekstrakurikuler, dan
kepanitiannya terdiri dari para anggota ekskul tersebut, contoh: Diklat
Fotografi oleh Klub Fotografi, Studi Islam Intensif (SII) oleh Rohis, Latihan
Dasar Penelitian oleh KIR, Retret oleh Rokris.
Siapa yang menandatangani proposal ?
Untuk kegiatan yang dilaksanakan oleh Ekstrakurikuler,
yang menandatangani adalah: Ketua Ekskul, Pembina Ekskul, Ketua OSIS, Pembina
OSIS dan Mengetahui Kepala Sekolah, jika diperlukan Menyetujui Ketua Komite
Sekolah.
Formasinya adalah sebagai berikut:
Klub Fotografi Siswa,
Ketua OSIS, Ketua
______________ _______________
Pembina OSIS, Pembina
Ekskul,
_______________ _______________
Mengetahui: Menyetujui:
Kepala SMP................ Surabaya Ketua Komite
Sekolah,
______________ _______________
Proposal Kegiatan
Umum:
Proposal yang
dibuat oleh pengurus OSIS, dan kepanitiannya terdiri dari seluruh pengurs OSIS,
Ketua Ekskul dan anggota Ekskul yang aktif dalam setiap kegiatan, contoh: Masa
Orientasi Siswa, LDKS, Pentas Seni, Perpisahan, dan lain-lain.
Siapa yang menandatangani proposal ?
Untuk kegiatan yang dilaksanakan oleh Pengurs OSIS dan
ketua Ekstrakurikuler, yang menandatangani adalah: Sekretaris Panitia, Ketua
Panitia, Ketua OSIS, Pembina OSIS Mengetahui Kepala Sekolah, jika diperlukan
Menyetujui Ketua Komite Sekolah.
Formasinya adalah sebagai berikut:
Panitia Proteksi 2006,
Ketua Panitia, Sekretaris,
______________ _______________
Pembina OSIS, Ketua
OSIS,
_______________ _______________
Mengetahui: Menyetujui:
Kepala SMP ................Surabaya Ketua Komite
Sekolah,
______________ _______________
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
(SMP) ............... SURABAYA
ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH
(Alamat
sekolah, kota, kode pos)
(Telp.
, email, website)
PROPOSAL
PROTEKSI TAHUN 2006
I. PENDAHULUAN
Mengandung isi tentang
gambaran umum suatu organisasi atau kegiatan, dan latar belakang diadakannya
kegiatan itu.
II. TUJUAN
…..
…..
…..
…..
III. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Waktu Kegiatan
Tempat Kegiatan
IV. KEPANITIAAN
V.
PESERTA
VI.
JADWAL
KEGIATAN
VII.
SUSUNAN
ACARA
VIII.
RENCANA
ANGGARAN
IX.
PENUTUP
ORGANISASI SISWA INTRA
SEKOLAH (OSIS)
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
(SMP) ............. SURABAYA
KLUB FOTOGRAFI SISWA
(Alamat
sekolah, kota, kode pos)
(Telp.
, email, website)
PROPOSAL
DIKLAT FOTOGRAFI DAN JURNALISTIK
I. PENDAHULUAN
Mengandung isi tentang
gambaran umum suatu organisasi atau kegiatan, dan latar belakang diadakannya
kegiatan itu.
II. TUJUAN
…..
…..
…..
…..
III. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Waktu Kegiatan
Tempat Kegiatan
IV. KEPANITIAAN
V.
PESERTA
VI.
JADWAL
KEGIATAN
VII.
SUSUNAN
ACARA
VIII.
RENCANA
ANGGARAN
IX.
PENUTUP
HOW TO BE A LEADER
a.
Definisi Pemimpin
Kepemimpinan
adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya
dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah
mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan
praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi.
Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya
memberikan pengajaran/instruksi.
b.
Tipe Kepemimpinan
Dalam suatu organisasi ada beberapa tipe-tipe pemimpin yang dimiliki
seseorang yang dapat mempengaruhinya dalam menjalankan organisasi, antara lain
sebagai berikut:
1.
Tipe Otokratik
Seorang
pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan otokratik dipandang sebagai
karakteristik yang negatif. Hal ini dilihat dari sifatnya dalam menjalankan
kepemimpinannya sangat egois dan otoriter, sehingga kesan yang dimunculkan
dalam karakter tipe kepemimpinan ini selalu menonjolkan “keakuannya”.
2.
Tipe Paternalistik
Tipe
pemimpin paternalistik ini bersifat kebapaan yang mengembangkan sikap
kebersamaan. Salah satu ciri utamanya sebagaimana yang digambarkan masyarakat
tradisional yaitu rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota
masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini
menunjukkan ketauladan dan menjadi panutan di masyarakat. Biasanya tipe seperti
ini dimiliki oleh tokoh-tokoh adat, para ulama dan guru.
3.
Tipe Kharismatik
Karakteristik
yang khas dari tipe ini yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu
memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang
pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut
meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret
mengapa orang tersebut dikagumi.
4.
Tipe Laissez Faire
Pemimpin
ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan
sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah
dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa
yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota
dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
5.
Tipe Demokratik
Pemimpin
yang demokratik biasanya memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan
menjunjung harkat dan martabat manusia. Seorang pemimpin demokratik disegani
bukannya ditakuti.
Dari kelima tipe kepemimpinan diatas, masing-masing tipe memiliki
kelebihan dan kelemahannya. Untuk penempatan tipe tersebut tergantung pada
organisasi yang akan di pimpin. Misalnya untuk organisasi kemiliteran
diperlukan tipe kepemimpinan yang otoriter, sebab pada organisasi tersebut
dibutuhkan kesatuan komando dalam pengambilan keputusan. Sehingga senang atau
tidak senang, semua anggota organisasi didalamnya harus melaksanakan perintah
dari atasan. Jadi, dalam menentukan tipe kepemimpinan yang akan diterapkan oleh
seorang pemimpin harus disesuaikan dengan jenis organisasi yang akan dipimpin.
c.
Ciri-ciri Pemimpin dan Kepemimpinan Yang Baik
Sebagai seorang pemimpin yang mengingikan kemajuan bagi anggota dan
organisasi yang dipimpinnya, hendaknya seorang pemimpin harus memiliki:
1.
Pengetahuan umum yang luas,
semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki kepemimpinan organisasi, ia
semakin dituntut untuk mampu berpikir dan bertindak secara generalis.
2.
Kemampuan untuk tumbuh dan
berkembang dalam memajukan organisasi.
3.
Sikap yang intuitif atau rasa
ingin tahu, merupakan suatu sikap yang mencerminkan dua hal: pertama, tidak
merasa puas dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki; kedua, kemauan dan
keinginan untuk mencari dan menemukan hal-hal baru.
4.
Kemampuan Analitik, efektifitas
kepemimpinan seseorang tidak lagi pada kemampuannya melaksanakan kegiatan yang
bersifat teknis operasional, melainkan pada kemampuannya untuk berpikir. Cara
dan kemampuan berpikir yang diperlukan adalah yang integralistik, strategik dan
berorientasi pada pemecahan masalah.
5.
Daya ingat yang kuat, pemimpin
harus mempunyai kemampuan inteletual yang berada di atas kemampuan rata-rata
orang-orang yang dipimpinnya, salah satu bentuk kemampuan intelektual adalah
daya ingat yang kuat.
6.
Kapasitas integratif, pemimpin
harus menjadi seorang integrator dan memiliki pandangan holistik mengenai
orgainasi.
7.
Ketrampilan berkomunikasi secara
efektif, fungsi komunikasi dalam organisasi antara lain: fungsi motivasi,
fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasi dan fungsi pengawasan.
8.
Keterampilan Mendidik, memiliki
kemampuan menggunakan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan bawahan, mengubah
sikap dan perilakunya dan meningkatkan dedikasinya kepada organisasi.
9.
Rasionalitas, semakin tinggi
kedudukan manajerial seseorang semakin besar pula tuntutan kepadanya untuk
membuktikan kemampuannya untuk berpikir. Hasil pemikiran itu akan terasa
dampaknya tidak hanya dalam organisasi, akan tetapi juga dalam hubungan
organisasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan di luar organisasi tersebut.
10. Objektivitas, pemimpin diharapkan dan bahkan dituntut berperan sebagai
bapak dan penasehat bagi para bawahannya. Salah satu kunci keberhasilan
seorang pemimpin dalam mengemudikan organisasi terletak pada kemampuannya bertindak
secara objektif.
11. Pragmatisme, dalam kehidupan organisasional, sikap yang pragmatis
biasanya terwujud dalam bentuk sebagai berikut: pertama, kemampuan menentukan
tujuan dan sasaran yang berada dalam jangkauan kemampuan untuk mencapainya yang
berarti menetapkan tujuan dan sasaran yang realistik tanpa melupakan idealisme.
Kedua, menerima kenyataan apabila dalam perjalanan hidup tidak selalu meraih
hasil yang diharapkan.
12. Kemampuan Menentukan Prioritas, dengan membedakan hal yang Urgen dan
yang Penting
13. Naluri yang Tepat, kemampuannya untuk memilih waktu yang tepat untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
14. Rasa Kohesi yang tinggi, senasib sepenanggungan, ketertarikan satu sama
lain.
15. Rasa Relevansi yang tinggi, pemimpin tersebut mampu berpikir dan bertindak
sehingga hal-hal yang dikerjakannya mempunyai relevansi tinggi dan langsung
dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi.
16. Keteladanan, seseorang yang dinilai pantas dijadikan sebagai panutan
dan teladan dalam sikap, tindak-tanduk dan perilaku.
17. Menjadi Pendengar yang Baik, tidak terlalu cepat memberikan tanggapan
terhadap pendapat orang lain.
18. Adaptabilitas, kepemimpinan selalu bersifat situasional, kondisional,
temporal dan spatial.
19. Fleksibilitas, mampu melakukan perubahan dalam cara berpikir, cara
bertindak, sikap dan perilaku agar sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi
tertentu yang dihadapi tanpa mengorbankan prinsip-prinsip hidup yang dianut
oleh seseorang.
20. Ketegasan, keberanian, orientasi masa depan serta sikap yang
antisipatif dan proaktif.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk efektifitasnya suatu
organisasi, seorang pemimpin hendaknya memiliki ciri tersebut. Selain itu
kemampuan dalam berkomunikasi juga sangat dibutuhkan. Sebab dalam menjalankan
suatu organisasi akan terjalin interaksi antara orang-orang yang berada di
dalam maupun diluar organisasi. Untuk itu hubungan vertikal antara
pimpinan dan bawahan dan hubungan horizontal antara sesama rekan sejawat harus
dipelihara diantara keduanya agar kerjasama dapat berjalan dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar